Meskipun
“uang kadeudeuh” yang diberikan relatif tidak besar, yaitu Rp.150.000
per guru, tampak rona suka cita di wajah para guru yang hadir. “Bagi
mereka, nilai uang segitu cukup membesarkan hati, mengingat pertengahan bulan saatnya gajian masih jauh. Untuk standar hidup di desa, uang
kadeudeuh ini lumayan untuk beli beras kualitas sedang bahkan rendah plus lauk pauk sekedarnya,” ujar salah seorang penerima kadeudeuh yang tidak rela disebutkan namanya. “Para
guru ini banyak yang sudah bertahun-tahun masih berstatus sebagai
honorer. Meskipun demikian, dedikasi mereka terhadap pendidikan tidak
usah diragukan,” saya jamin itu.(jikalau pemilihan gubernur setiap hari?)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar